DIALEKTIKA
MAKNA DIALEKTIKA
MENURUT KBBI :dialektika/di·a·lek·ti·ka/ /dialéktika/ n 1 hal berbahasa dan bernalar dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah; 2 ajaran Hegel yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat di alam semesta itu terjadi dari hasil pertentangan antara dua hal dan yang menimbulkan hal lain lagi1
MENURUT LITERASI :2 Istilah dialektika berasal dari kata dialog yangbermakna komunikasi dua arah.
MENURUT Azizan Baharuddin (2008: 5), mendefinisikan dialog sebagai sebuah komunikasi dua hala antara individu (pihak) yang mempunyai pegangan atau pandangan yang berbeza mengenai sesuatu subjek atau perkara yang tertentu, dengan tujuan ingin mencapai kebenaran yang bertambah lagi.3
Kata dialog dalam bahasa inggris :Dalam bahasa Inggeris, frasa dialogue adalah berasal dari etimologi Greek, iaitu dialoge, dialogos, dialegesthai, atau kombinasi perkataan dia (melalui); dengan perkataan legein atau logos (percakapan)4
Padanan kata Dialog dalam islam lebih tepat nya adalah:
dalam bahasa Arab, iaitu al-ḥiwār adalah berasal dari perkataan ر ,و ,ح, merujuk kepada perbuatan mengembalikan sesuatu kepada sesuatu.
Perkataan ḥāwara (dialog) bagaimanapun didefinisikan dengan lebih meluas oleh Rohi Ba’albaki (1995: 449) dengan merujuk kepada perkataan hādatha (perbualan), bāḥatha (perundingan), dan nāqasya (perbincangan) yang kesemuanya merujuk kepada makna; to dialogue with, hold a conversation with, talk with, speak with, converse with, discourse with, confer with, hold talks with, to discuss with, to debate with, argue with, reason with.
MAKNA DEBAT:
debat/de·bat/ /débat/ n pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing: debat tentang calon presiden mendapat perhatian dari masyarakat;5
kata Muhawarah dan mujadallah dalam alquran dan hadits
1.Qs al kahfi:34
وَكَانَ لَهُۥ ثَمَرٌۭ فَقَالَ لِصَـٰحِبِهِۦ وَهُوَ يُحَاوِرُهُۥٓ أَنَا۠ أَكْثَرُ مِنكَ مَالًۭا وَأَعَزُّ نَفَرًۭا ٣٤
artinya:Dia (orang kafir itu) juga memiliki kekayaan besar. Dia lalu berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap dengannya, “Hartaku lebih banyak daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.”
2.Hadits Bukhori
حدثنا عبد الله بن العلاء بن زبر قال حدثني بسر بن عبيد الله قال حدثني أبو إدريس الخولاني قال سمعت أبا الدرداء يقول
كانت بين أبي بكر وعمر محاورة فأغضب أبو بكر عمر فانصرف عنه عمر مغضبا فاتبعه أبو بكر يسأله أن يستغفر له فلم يفعل حتى أغلق بابه في وجهه فأقبل أبو بكر إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال أبو الدرداء ونحن عنده فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أما صاحبكم هذا فقد غامر قال وندم عمر على ما كان منه فأقبل حتى سلم وجلس إلى النبي صلى الله عليه وسلم وقص على رسول الله صلى الله عليه وسلم الخبر قال أبو الدرداء وغضب رسول الله صلى الله عليه وسلم وجعل أبو بكر يقول والله يا رسول الله لأنا كنت أظلم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم هل أنتم تاركون لي صاحبي هل أنتم تاركون لي صاحبي إني قلت يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا فقلتم كذبت وقال أبو بكر صدقت
قال أبو عبد الله غامر سبق بالخير
Shahih Bukhari 4274: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin ‘Abdur Rahman dan Musa bin Harun dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Al A’laa bin Zabr dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Busr bin ‘Ubaidillah dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu Idris Al Khaulani dia berkata: Aku mendengar Abu Darda berkata:
Abu Bakar dan ‘Umar pernah berdebat hingga Abu Bakar marah kepada ‘Umar. ‘Umar pun berpaling darinya dalam keadaan marah. Lalu Abu Bakar mengejarnya untuk meminta maaf. Namun ‘Umar tidak memberi maaf hingga ia menutup pintu rumahnya dihadapan Abu Bakar. Abu Bakar kemudian menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Darda berkata: pada waktu itu aku berada disamping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya temanmu ini telah berbuat baik lebih dahulu.” Abu Darda berkata: Maka ‘Umar menyesal atas apa yang telah dia perbuat. Lalu ia datang dan mengucapkan salam serta duduk di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apa yang telah ia perbuat. Abu Darda berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun marah, hingga Abu Bakar berkata: “Demi Allah ya Rasulullah, Akulah yang telah berbuat zhalim.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukankah kalian pernah meninggalkan sahabatku untukku, Bukankah kalian pernah meninggalkan sahabatku untukku?. Sesungguhnya aku pernah berkata: ‘Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku adalah utusan kepada kalian semua.’ Lalu kalian katakan: ‘Anda telah berdusta.’ Namun Abu Bakar berkata: ‘Anda benar
dalam hadits tsb kata muhawarah di terjemahkan juga dengan berdebat.walau tepat nya debat sepadan dengan kata mujadallah seperti termaktub di hadits ini:
بٍ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا بَكْرِ بْنَ موطأ مالك ١٠٥٤: و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا انْتَقَلَتْ حَفْصَةَ بِنْتَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ حِينَ دَخَلَتْ فِي الدَّمِ مِنْ الْحَيْضَةِ الثَّالِثَةِ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِعَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ فَقَالَتْ صَدَقَ عُرْوَةُ وَقَدْ جَادَلَهَا فِي ذَلِكَ نَاسٌ فَقَالُوا إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَقُولُ فِي كِتَابِهِ
{ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ }
فَقَالَتْ عَائِشَةُ صَدَقْتُمْ تَدْرُونَ مَا الْأَقْرَاءُ إِنَّمَا الْأَقْرَاءُ الْأَطْهَارُ
و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَاعَبْدِ الرَّحْمَنِ يَقُولُ مَا أَدْرَكْتُ أَحَدًا مِنْ فُقَهَائِنَا إِلَّا وَهُوَ يَقُولُ هَذَا يُرِيدُ قَوْلَ عَائِشَةَ
artinya:Muwatha’ Malik 1054: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Zubair dari ‘Aisyah Ummul Mukminin, bahwa dia menyuruh Hafshah binti Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq pindah tempat tinggal ketika memasuki masa haid yang ketiga. Ibnu Syihab berkata: “Hal itu lalu diadukan kepada ‘Amrah binti Abdurrahman. Amrah berkata: “Urwah benar.” Waktu itu banyak orang yang mendebatnya. Mereka mengatakan, “Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman dalam kitab-Nya: “Tiga kali quru’ (Qs. Al Baqarah: 228) ‘Aisyah lalu menjawab: “Kalian benar, dan tahukah kalian apa itu quru`? Quru` adalah suci.” Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ibnu Syihab berkata: Aku mendengar Abu Bakar bin Abdurrahman berkata: “Aku tidak mendapati seorang ahli fikih pun dari kalangan kita kecuali dia sependapat dengan hal itu.” maksudnya pendapat ‘Aisyah.
QS an Nahl 125 berikut:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ١٢٥
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.
Baik dialog dan debat bisa kita gunakan dalam syiar atau dakwah islam namun tentu dengan cara cara yang diizinkan dalam islam seperti yang terkandung dalam perintah di QS an nahl ayat 125 tsb. Allahualam bissawab
Rujukan- https://kbbi.web.id/dialektika[↩]
- https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/takwiluna/article/view/1877[↩]
- itu Ahmad Faizuddin & Jaffary / UMRAN – International Journal of Islamic and Civilizational Studies. vol.3, no.2 (2016) 22-34 Page | 23[↩]
- (Encyclopedia of Religion 1987: 345; Muhamad Shafiq & Mohammed Abu-Nimer 2011: 1) [↩]
- https://kbbi.web.id/debat[↩]